Burung perkutut mulai banyak dipelihara sejak masa kerajaan Majapahit. Tuah atau kekuatan mistis perkutut dipercaya dapat mempengaruhi pemiliknya. Salah satu jenis perkutut yang dikenal memiliki suara merdu dan harga selangit adalah perkutut bangkok.
Burung pengicau ini memang memiliki kelebihan pada suara anggungannya. Terlebih bagi perkutut yang telah berusia lebih dari 1 tahun. Hal ini relatif lebih cepat karena perkutut lokal biasanya harus berumur minimal 3 tahun agar bisa mengeluarkan bunyi merdunya.
Sejarah Perkutut Bangkok
Pada awalnya, perkutut jenis ini berasal dari pulau Jawa. Disebut perkutut bangkok karena pada tahun 1942-1945 burung ini dibawa pekerja romusha ke Thailand melalui tentara Jepang. Saat itu, Indonesia masih dalam jajahan Jepang. Tujuan mereka membawa burung pengicau ini adalah untuk mendengarkan anggungannya yang menentramkan hati.
Saat itu, warga Thailand juga mendengar suara kicauan perkutut ini. Setelah itu, warga setempat mencoba membudidayakan. Hingga saat ini, hasil penangkaran ini masih menjadi favorit bagi pecinta perkutut karena suara anggungannya yang tinggi dan merdu. Jika dibandingkan dengan perkutut lokal, perkutut bangkok cenderung memiliki suara yang lebih keras dan hentakannya merata.
Tipe suara ini seringkali digunakan pecinta perkutut sebagai acuan untuk membedakan jenis perkutut lokal dan bangkok.
Karakteristik Fisik Perkutut Bangkok
Sekilas, tidak terdapat perbedaan mencolok antara perkutut lokal dengan perkutut bangkok. Oleh karena itu, membedakannya bisa dengan suara anggungan yang dihasilkan. Selain itu, membedakan keduanya bisa dilihat dari gelang yang digunakan perkutut di kakinya. Biasanya, perkutut bangkok menggunakan gelang tanpa sambungan.
Dalam segi makanan burung perkutut yang diberikan pun keduanya berbeda. Perkutut bangkok umumnya diberi pakan milet dan biji kenari sesuai habitat aslinya di Bangkok, Thailand. Burung ini cenderung tidak menyukai pakan padi atau jenis jewawut. Pakan jenis ini justru yang paling banyak digunakan untuk perkutut lokal di Jawa.
Mitos Perkutut Bangkok Mendatangkan Rezeki
Bagi pecinta perkutut, suara burung pengicau ini memang memberikan ketenangan tersendiri di hati. Namun, ada beberapa kriteria kicauan perkutut yang bagus, yaitu sebagai berikut :
- Perkutut mengeluarkan suara melalui tiga bagian, yaitu suara depan, suara tengah, dan suara belakang di ujung kerongkongannya.
- Tipe suara perkutut cenderung berirama sedikit renggang. Suaranya cowong atau terdengar lebih besar.
- Perkutut bangkok unggulan suaranya jernih, jelas atau orang Jawa menyebutnya tidak mendem. Selain itu, burung ini juga memiliki irama dengan ketukan dobel.
Selain ketiga kriteria di atas, kualitas kicauan perkutut bangkok maupun lokal bisa dilihat dari ciri mathi (fisik) bagian kepalanya. Perkutut unggulan umumnya memiliki bentuk kepala menyerupai siung bawang merah.
Masyarakat juga mempercayai perkutut kepala jambe dapat mengeluarkan bunyi yang bagus. Bahkan keindahan suaranya bisa terus didengar sampai perkutut tersebut sudah tua.
Suara perkutut bangkok umumnya memang lebih gacor dibanding perkutut lokal. Tak heran jika harga jual burung ini dibanderol mahal. Karena suaranya yang memukau, tak jarang pemiliknya memanfaatkan suara perkutut ini untuk memikat perkutut lain. Suaranya memang terdengar sangat khas sehingga banyak dipilih sebagai perkutut kalangenan, yaitu yang hanya didengar anggungannya.
Perkutut bangkok dengan banyak kelebihan yang dimilikinya memang membuat burung ini diidamkan. Terlebih adanya mitos yang melekat bahwa perkutut ini mampu mendatangkan keberuntungan, sehingga bukan termasuk Karakteristik Perkutut yang Tidak Boleh Dipelihara Menurut Kejawen.
Selain itu, suara anggungan burung perkutut bangkok ini memang memberikan ketenangan hati. Tidak hanya bagi yang memeliharanya, namun juga memberikan daya tarik tersendiri bagi perkutut lain.
Perkutut Unggulan Pendatang Rezeki Pemiliknya